twitter
googleplus
facebook

Manfaat Dan Keutamaan Bersiwak

Manfaat Dan Keutamaan Bersiwak

Diriwayatkan oleh Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaih wa aalih sallam Bersabda, “Bersiwak itu membersihkan mulut dan membuat Tuhan ridha (senang).” (HR Al-Baihaqi dan An-Nasai).

Dalam hadits lain dari Al-Bukhari, Rasulullah mengatakan, “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak mendirikan shalat.”

BERSIWAK sesungguhnya adalah pekerjaan yang sangat ‘simpel’, namun memiliki manfaat yang sangat besar. Dengan siwak tentu mulut menjadi bersih, sehat, gigi terawat, dan banyak lainnya. Lebih dari itu adalah ittiba’, mengikuti sunah Rasulullah sehingga mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hal ini seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah, “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridha-an bagi Rabb”. (HR: Ahmad, irwaul golil no 66 [shohih]). (Syarhul mumti’ 1/120 dan taisir ‘alam 1/62)

Dicontohkan oleh Rasulullah, beliau bersiwak dalam berbagai keadaan, tidak hanya ketika mulut terasa kotor saja. Menurut hadits, Rasulullah melakukan siwak ketika dalam keadaan berikut:

1. Saat hendak sholat, seperti yang dikemukakan pada hadts diatas adalah beliau selalu bersiwak dan menginginkan umatnya mencontohnya namun tidak mewajibkan hal tersebut karena dinilai bisa memberatkan umatnya. Selain itu karena Allah juga hanya mensyaratkan wudhu sebagai syarat sah sholat.

2. Saat Rasulullah masuk ke rumah dari bepergian, beliau langsung bersiwak. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Syuraih bin Hani yang artinya, ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”.(HR: Muslim, irwaul golil no 72)

3. Ketika bangun pada malam hari, hal pertama yang Rasulullah lakukan adalah mencuci dan menggosok mulut dengan siwak. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah ibnul Yaman, yang artinya: “Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR: Bukhori)

Namun apakah bersiwak (membersihkan gigi & mulut) harus mesti  dengan kayu siwak saja?

Sebagian ulama berpendapat bahwa bersiwak harus dengan menggunakan kayu siwak (ranting pohon arok). Namun mayoritas ulama berpendapat boleh menggunakan selain kayu siwak (ranting pohon arok).

Anjuran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk bersiwak adalah berkaitan dengan perbuatan membersihkan gigi, bukan anjuran untuk menggunakan alat tertentu. Sehingga diperbolehkan bagi seseorang untuk bersiwak dengan benda apapun yang dapat membersihkan gigi, seperti kayu siwak, sikat gigi, kain, jari tangan, atau yang selainnya. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Al-Imam Asy-Syaukani, Ash-Shan’ani, Al-Fauzan, Al-‘Utsaimin, dan para ulama lainnya. (Silakan merujuk kitab Asy-Syarhul Mumthi’ 1/95, Nailul Authar 1/122, Subulus Salam 1/64, Fathu Dzil Jalali wal Ikram 1/171)

Namun tentu yang lebih utama adalah bersiwak dengan menggunakan kayu siwak (ranting pohon arok). Karena inilah yang biasa dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam kitabnya, Tas-hilul Ilmam (1/108), berkata: “Alat yang paling baik untuk membersihkan gigi adalah kayu siwak (ranting pohon arok), karena lebih lembut, dan lebih berfungsi untuk membersihkan mulut, serta memiliki aroma yang segar. ” (Hal senada dinyatakan pula oleh Al-Imam Ash-Shan’ani (Subulus Salam 1/64), Asy-Syaukani (Nailul Authar 1/122), dan juga Al-‘Utsaimin, (Fathu Dzil Jalali wal Ikram 1/171)

Sahabat Muaz bin Jabal r.a Bertanya Tentang 11 Golongan Ahli Neraka

Sahabat Muaz bin Jabal r.a Bertanya Tentang 11 Golongan Ahli Neraka

Firman Allah SWT dalam surah al-Naba ayat 18:

“Yaitu hari (yang pada waktuitu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.”

Adalah diriwayatkan bahwa ayat yang tersebut diatas
pernah ditanyakan oleh Muaz bin Jabal, katanya, “Ya Rasulullah, apa maksudnya ayat ini?” Maka Rasulullah SAW menangis sebelum menjawab pertanyaan tersebut karena inilah yang selalu dibimbangkan oleh baginda.

Lalu baginda menjawab:
“Ya Muaz, umatku kelak apabila bangkit dari kubur akan menjadi 12 golongan.

Sebanyak 11 golongan akan memasuki neraka dan hanya 1 golongan sahaja yang akan memasuki syurga.

Adapun 11 golongan yang memasuki neraka adalah seperti berikut:

1.Mereka yang tidak mempunyai kaki dan tangan.

Ini adalah kerana mereka suka menyakiti hati jiran tetangga.

2.Mereka yang menyerupai babi.

Ini adalah balasan bagi orang yang suka meninggalkan solat lima waktu.

3.Mereka yang perutnya besar seperti gunung dan dipenuhi dengan ular dan kala.

Inilah balasan bagi mereka yang enggan mengeluarkan zakat.

4.Mereka yang keluar darah dari mulutnya.

Inilah balasan mereka yang berdusta.

5.Mereka yang berbau busuk seluruh badannya.

Ini adalah balasan mereka yang mengaut keuntungan dalam jual beli atas penipuan.

6.Mereka yang dicincang-cinca ­ngpada tengkuk dan bahu.

Ini adalah balasan mereka yang menyaksikan maksiat atau perbuatan jahat namun diam saja.

7.Mereka yang keluar dengan tidak berlidah dan keluar nanah dan darah dari mulut.

Ini balasan mereka yang tidak mau mengatakan kebenaran.

8.Mereka yang keluar dalam keadaan terbalik iaitu kepala dibawah dan kakinya keatas.

Ini adalah balasan mereka yang berzina serta mati sebelum bertaubat.

9.Mereka yang berwajah hitam, bermata biru dan
perutnya penuh api.

Ini balasan mereka yang memakan harta anak yatim secarazalim.

10.Mereka yang kulitnya penuh kudis dan penyakit2 lain yang menjijikan.

Ini adalah balasan mereka yang berani melawan kedua ibu
bapanya.

11.Meraka yang buta matanya danhatinya, giginya seperti tanduk, bibirnya berjuntai hingga keperut, dari perut dan
pehanya keluar kotoran.
Ini adalah balasan mereka minum minuman keras.

Dan satu golongan yang masuk kesyurga ialah:

12.Mereka yang wajahnya bagaikan bulan purnama,
berjalan di atas titian Mustaqim pantas seperti kilat.

Ini balasan orang yang beramal salih dan menjauhi maksiat serta mendirikan solat lima waktu dan mati dalam keadaan bertaubat.”

Ya Allah Masukkanlah Kami Ke Dalam Golongan Yang Ke 12 Ya Allah…

Aamiin Ya Robbal Alamiin

Kemesraan Rasulullah Sebagai Suami

Kemesraan Rasulullah Sebagai Suami

Kemesraan adalah buah cinta,
Kemesraan adalah keindahan dalam berumah tangga,

Kemesraan adalah cara mengekalkan keharmonian rumahtangga,

Kemesraan adalah pancaran akhlak dan jiwa seseorang,

Orang yang paling baik agamanya adalah yang terbaik akhlaknya,

Dan orang yang terbaik akhlaknya adalah yang terbaik kepad isterinya,

Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik akhaknya sehingga Allah subhanahu wa ta’ala memujinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) …sungguh mempunyai akhlak yang Agung (‘azhiim).” (QS. Al-Qalam : 5)

Lalu bagaimanakah beliau bermesraan berakhlak dengan isteri-isterinya?….

Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menjelaskan dengan gamblang tingginya kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Mereka kaum hawa memiliki kedudukan yang agung dan derajat yang tinggi. Bahkan menjadi standar sempurnanya keimanan seorang hamba adalah kebaikan akhlaknya kepada isterinya.

Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna IMANnya adalah yang paling baik AKHLAKnya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik kepada ISTERInya“ (HR Tirmidzi)

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian kepada keluargaku “(HR Imam Tirmidzi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu hibban serta dishahihkan oleh Al- Albani )

“Tidaklah memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan perempuan kecuali orang yang hina.” (HR.Ibnu Asakir).

Menurut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bercanda dan bermesraan dengan isteri adalah IBADAH dan berpahala:

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”
Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.”

Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Segala sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya dzikir (ingat) kepada Allah, maka itu adalah permainan yang melalaikan kecuali empat perkara: berlatih menunggang kuda, mencumbu istrinya dan mengajar (belajar) renang”. (HR Ath- Thabrani dengan sanad jayyid)

Sehingga walaupun beliau seorang pemimpin Negara atau komandan dalam peperangan, tetapi beliau sangat menghormati dan memuliakan wanita. Diantara kemesraan beliau bersama isteri-isterinya adalah sebagai berikut:

1. Bermain dan bercanda dengan isteri
Aisyah radhiyallah ‘anha mengisahkan: Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: “Kemarilah! sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad)

2. Membantu menaiki kendaraan
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu ‘anha. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah ‘anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah ‘anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.

3. Tidur dalam satu selimut bersama isteri walaupun sedang haid.
Dari Atha` bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan Aisyah radliyallahu ‘anha biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika baginda sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Baginda kemudian bertanya, `Mengapa engkau bangkit?’ Jawab Aisyah, Kerana saya haid, wahai Rasulullah. ’Sabda Rasulullah, ‘Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah & dekatlah kembali padaku.’ Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.” (Hadis Riwayat Sa`id bin Manshur).

4. Memberi wangi-wangian pada aurat
Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila meminyaki badannya, baginda akan memulai dari auratnya menggunakan nurah (sejenis serbuk pewangi) dan isterinya baginda meminyaki bagian lain tubuh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah).

5. Mandi bersama isteri
Dari Aisyah r.a. beliau berkata, “Aku biasa mandi bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dlm bejana tesebut).” (Hadis riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah).

6. Disisir oleh isteri
Dari Aisyah r.a, beliau berkata, ” Saya biasa menyikat rambut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu saya sedang haid”. (Hadis Riwayat Ahmad).

7. Meminta isteri meminyaki badan
Dari Aisyah r.a, beliau berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pd hari Raya ‘Aidil Adha’ setelah beliau melakukan jumrah aqabah.” (Hadis Riwayat Ibnu ‘Asakir).

8. Minum bergantian pada tempat yang sama
Dari Aisyah r.a, dia berkata: “Saya biasa minum dari cawan yg sama walaupun ketika haid. Nabi mengambil cawan tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut, lalu Baginda minum, kemudian saya mengambil cawan tersebut dan lalu menghirup isinya, kemudian Baginda mengambilnya dari saya, lalu Baginda meletakkan mulutnya pada tempat saya letakkan mulut saya, lalu Baginda pun menghirupnya.” (Hadis Riwayat Abdurrazaq dan Said bin Manshur).

9. Membelai isteri
“Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (isterinya) seorang demi seorang. Baginda menghampiri dan membelai kami tetapi tidak bersama sehingga Baginda singgah ke tempat isteri yang menjadi giliran Baginda, lalu Baginda bermalam di tempatnya.” (Hadis Riwayat Ahmad).

10. Mencium isteri
Dari Aisyah r.a, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencium isterinya setelah mengambil wuduk, kemudian Baginda bersembahyang dan tidak mengulangi wuduknya.” (Hadis Riwayat Abdurrazaq).

Dari Hafshah, puteri Umar r.a, “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w biasa mencium isterinya sekalipun sedang berpuasa.” (Hadis Riwayat Ahmad).

11. Berbaring di pangkuan isteri
Dari Aisyah r.a, beliau berkata: “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian beliau membaca Al-Quran.” (Hadis Riwayat Abdurrazaq).

12. Memanggil dengan panggilan mesra
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yg di sukainya seperti Aisy & Humaira (pipi merah delima).

Aisyah radhiyallah ‘anha menuturkan: “Pada suatu hari Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “Wahai ‘Aisy (salah satu panggilan kesayangan kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ), Malaikat Jibril ‘alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu.” (Muttafaq ‘alaih)

13. Menyejukkan kemarahan isteri dengan mesra
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa memicit hidung Aisyah jika dia marah dan Baginda berkata, “Wahai Uwaisy, bacalah doa: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (Hadis Riwayat Ibnu Sunni).

14. Membersihkan titisan darah haid isteri
Dari Aisyah r.a, dia berkata.”Aku pernah tidur bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas satu tikar ketika aku sedang haid. Apabila darah ku menetes di atas tikar itu, Baginda mencucinya pada bagian yang terkena tetesan darah dan baginda tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu pula, lalu Baginda berbaring kembali di sisiku. Apabila darah ku menetes lagi di atas tikar itu, Baginda mencuci pada bagian yang terkena tetesan darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudian baginda pun sembahyang di atas tikar itu..” (Hadis Riwayat Nasai).

15. Memberikan hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamsh, ia berkata, “Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menikah dgn Ummu Salamah, Baginda bersabda kepadanya, ”Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku menduga hadiah itu akan di kembalikan. Jika hadiah itu memang di kembalikan kepadaku, aku akan memberikanya kepadamu.” Dia (Ummu Kaltsum) berkata,”Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yg di sabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan hadiah tersebut di kembalikan kpd Baginda, lalu Baginda memberikanya kepada masing-masing isterinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut Baginda berikan kepada Ummu Salamah.” (Hadis Riwayat Ahmad)

16. Segera menemui isteri apabila tergoda
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat wanita, lalu Baginda masuk ke tempat kediaman Zainab, untuk melepaskan keinginan Baginda kepadanya, lalu keluar & bersabda, “Wanita kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa syaithan…….apabila seseorang di antara kamu melihat wanita yang menarik, hendaklah ia mendatangi isterinya karena pada diri isterinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (Hadis Riwayat Tirmizi).

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan meneladaninya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab : 21)

SUBHANALLAH….!!!

close

 

Recent Post

Status

Free Page Rank Tool
SEO Reports for coretanjelekazuro.blogspot.com